Jumat, 16 November 2012

Kucing Binatang Kesayangan Rasulullah SAW

Nabi Muhammad saw sangat menyayangi semua binatang dan memperlakukan mereka dengan mulia. Namun, tahukah anda bahwa kucing adalah binatang kesayangan beliau? Bahkan Rasulullah saw pun memelihara kucing dirumah dan di beri nama Mueeza. Setiap kali Rasulullah saw menerima tamu, beliau selalu menggendong Muezza dan meletakkannya di paha. Salah satu sifat mueeza yang paling disukai Rasulullah saw adalah Muezza selalu mengeong ketika mendengar suara adzan seolah-olah mengkuti lantunan suara adzan. Dan setiap kali Rasulullah saw pulang ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk kepada majikannya. Sebagai balasan, Rasulullah Saw menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan kucing itu. Kepada para Sahabatnya Rasulullahh saw  berpesan agar memelihara dan menyayangi kucing layaknya keluarga sendiri bahkan menekankan bahwa hewan tersebut bukanlah najis .

Hukuman bagi mereka yang menyakiti hewan lucu ini sangatlah serius, dalam sebuah hadist shahih Al Bukhori, Rasulullah Saw pun menjelaskan bahwa hukuman bagi wanita yang tidak pernah memberi makan kucingnya, dan tidak pula melepas kucingnya untuk mencari makan sendiri  adalah siksa neraka.
Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah saw bersabda : “Seorang wanita dimasukkan ke dalam neraka karena seekor kucing yang dia ikat dan tidak de beri makan bahkan tidak diperkenankan makan binatang – binatang kecil yang ada di lantai.” (HR. Bukhori)

Contoh kasih sayang Rasullullah & keluarga terhadap kucing
Pernah suatu ketika Rasulullah Saw  ingin mengambil jubahnya, namun  ada Muezza sedang tidur diatasnya.. Rasulullah Saw pun memotong belahan lengan jubahnya yang ditiduri mueeza supaya tidak membangunkan Muezza.
Diriwayatkan dari Dawud bin Shalih At-Tammar dan ibunya yang menerangkan bahwa budaknya memberikan Aisyah semangkuk bubur. Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah, tenyata Aisyah sedang shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk menaruhnya. Sayangnya, setelah Aisyah menyelesaikan shalat, ia lupa ada bubur. Datanglah seekor kucing, lalu memakan sedikit bubur tersebut. Ketika Aisyah  melihat bubur tersebut dimakan kucing, ia lalu membersihkan bagian yang disentuh kucing, dan  memakannya. Rasulullah Saw bersabda, “Ia  tidak najis. Ia binatang yang berkeliling.”
Aisyah pernah melihat Rasulullah Saw berwudhu dari sisa jilatan kucing,
(HR AlBaihaqi, Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni). Hadis ini diriwayatkan dari Malik, Ahmad, dan imam hadis yang lain. Oleh kerana itu, kucing adalah binatang, yang badan, keringat, bekas dari sisa makanannya suci.


Sisa makanan kucing hukumnya suci

Hadist Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan bahwa Abu Qatadah, mertua Kabsyah, masuk ke rumahnya lalu ia menuangkan air untuk wudhu. Pada saat itu, datang seekor kucing yang ingin minum. Lantas ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu minum. Kabsyah berkata, “Perhatikanlah.” Abu Qatadah berkata, “Apakah kamu heran?”  Ia menjawab, “Ya.” Lalu, Abu Qatadah berkata bahwa Rasulullah Saw prenh bersabda, “Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah (binatang rumahan),”
(HR At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).

Diriwayatkan dan Ali bin Al-Hasan, dan Anas yang menceritakan bahwa Nabi Saw pergi ke Bathhan suatu daerah di Madinah. Lalu, beliau berkata, “Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam bejana.” Lalu, Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Nabi menuju bejana. Namun, seekor kucing datang dan menjilati bejana. Melihat itu, Nabi berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu. Nabi ditanya mengenai kejadian tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas, kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada najis.”

Keistimewaan kucing yaitu pada kulit kucing terdapat otot yang berfungsi untuk menolak telur bakteria. Otot kucing itu juga dapat menyesuaikan dengan sentuhan otot manusia. Permukaan lidah kucing tertutupi oleh berbagai benjolan kecil yang runcing, benjolan ini bengkok mengerucut seperti kikir atau gergaji. Bentuk ini sangat berguna untuk membersihkan kulit. Ketika kucing minum, tidak ada setitis pun cairan yang jatuh dari lidahnya. Sedangkan lidah kucing sendiri merupakan alat pembersih yang paling canggih, permukaannya yang kasar boleh membuang bulu-bulu mati dan membersihkan bulu-bulu yang tersisa di badannya.

Berbagai sumber yang dapat dipercaya dan hasil penelitian laboratorium menyimpulkan bahwa kucing tidak memiliki kuman dan mikroba. Liurnya bersih dan membersihkan.

Hasil Penelitian terhadap Kucing

Telah dilakukan berbagai penelitian terhadap kucing dan berbagai perbedaan usia, perbedaan posisi kulit, punggung, bahagian dalam telapak kaki, pelindung mulut, dan ekor. Pada bagian-bagian tersebut dilakukan pengambilan sample dengan usapan. Di samping itu, dilakukan juga penanaman kuman pada bagian-bagian khusus. Kemudian diambil pula cairan khusus yang ada pada dinding dalam mulut dan lidahnya. Hasil yang diperoleh adalah:
  1. Hasil yang diambil dari kulit luar tenyata negatif berkuman, meskipun dilakukan berulang-ulang.
  2. Perbandingan yang ditanamkan kuman memberikan hasil negatif sekitar 80% jika dilihat dari cairan yang diambil dari dinding mulut.
  3. Cairan yang diambil dari permukaan lidah juga memberikan hasil negatif berkuman.
  4. Sekalinya ada kuman yang ditemukan saat proses penelitian, kuman itu masuk kelompok kuman yang dianggap sebagai kuman biasa yang berkembang pada tubuh manusia dalam jumlah yang terbatas seperti, enterobacter, streptococcus, dan taphylococcus. Jumlahnya kurang dan 50 ribu pertumbuhan.
  5. Tidak ditemukan kelompok kuman yang beragam.
Menurut Dr. George Maqshud, ketua laboratorium di klinik hewan Baitharah, jarang sekali ditemukan adanya kuman pada lidah kucing. Jika kuman itu ada, maka kucing itu akan sakit. Dr. Gen Gustafsirl menemukan bahwa kuman yang paling banyak terdapat pada anjing,
manusia 1/4 anjing, kucing 1/2 manusia. Doktor hewan di rumah sakit hewan Damaskus, Sa’id Rafah menegaskan bahwa kucing memiliki perangkat pembersih yang bemama lysozyme.

Kucing tidak suka air kerana air merupakan tempat yang sangat subur untuk pertumbuhan bakteri, terlebih pada genangan air (lumpur, genangan hujan, dll). Kucing juga sangat menjaga kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia tidak banyak berjemur dan tidak dekat-dekat dengan air. Tujuannya agar bakteri tidak berpindah kepadanya. Inilah yang menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh kucing. Dan hasil penelitian kajian yang telah di lakukan di laboratorium hewan, ditemukan bahwa badan kucing bersih secara keseluruhan. Ia lebih bersih dari manusia.

Penghormatan para tokoh Islam terhadap kucing pasca wafatnya Rasulullah Saw

Dalam buku yang berjudul Cats of Cairo, Baybars al zahir, seorang sultan dari dinasti mamluk yang terkenal tegas dan berani, ternyata sangat menyayangi kucing. Bahkan al zahir sengaja membangun taman-taman khusus bagi kucing dan menyediakan berbagai jenis makanan didalamnya.
Tradisi ini akhirnya menjadi adat istiadat di berbagai kota-kota besar negara islam. Hingga saat ini, mulai dari Damaskus, Istanbul, hingga Kairo, masih bisa kita jumpai kucing-kucing yang berkeliaran di pojok-pojok masjid tua dengan berbagai macam makanan yang disediakan oleh penduduk setempat.


Pengaruh Kucing dalam Seni Islam

Pada abad 13, sebagai manifestasi penghargaan masyarakat islam, rupa kucing dijadikan sebagai ukiran cincin para khalifah, termasuk porselen, patung hingga mata uang. Bahkan didunia sastra, para penyair  tak ragu untuk membuat syair bagi kucing peliharaannya yang telah berjasa melindungi buku-buku mereka dari gigitan tikus dan serangga lainnya.

Kucing yang memberi inspirasi bagi para sufi

Seorang Sufi ternama bernama ibnu bashad yang hidup pada abad ke sepuluh bercerita, suatu saat ia dan sahabat-sahabatnya sedang duduk santai melepas lelah di atas atap masjid kota kairo sambil menikmati makan malam. Ketika seekor kucing melewatinya, Ibnu bashad memberi sepotong daging kepada kucing itu, namun tak lama kemudian kucing itu balik lagi, setelah memberinya potongan yang ke dua, diam-diam ibnu bashad mengikuti kearah kucing itu pergi, hingga akhirnya ia sampai disebuah atap rumah kumuh, dan didapatinya si kucing tadi sedang menyodorkan sepotong daging yang diberikan ibnu bashad kepada kucing lain yang buta kedua matanya. Peristiwa ini sangat menyentuh hatinya. hingga ia menjadi seorang sufi sampai ajal menjemputnya pada tahun 1067.
Ada juga cerita tentang seorang sufi di Iraq yang bernama Shibli, ia bermimpi dosa-dosanya diampuni setelah menyelamatkan nyawa seekor anak kucing dari bahaya. Selain itu, kaum sufi juga percaya, bahwa dengkuran nafas kucing memiliki irama yang sama dengan dzikir kalimah Allah.

Cerita yang dijadikan sebagai sauri tauladan

Salah satu cerita yang cukup mahsyur yaitu tentang seekor kucing peliharaan yang dipercaya oleh seorang pria, untuk menjaga anaknya yang masih bayi dikala ia pergi selama beberapa saat. Bagaikan prajurit yang mengawal tuannya, kucing itu tak hentinya berjaga di sekitar sang bayi. Tak lama kemudian melintaslah ular berbisa yang sangat berbahaya di dekat si bayi mungil tersebut. Kucing itu dengan sigapnya menyerang ular itu hingga mati dengan darah yang berceceran.
Sorenya ketika si pria pulang, ia kaget melihat begitu banyak darah di kasur bayinya. Prasangkanya berbisik, si kucing telah membunuh anak kesayangannya! Tak ayal lagi, ia mengambil pisau dan memenggal leher kucing yang tak berdosa itu.
Setelah melakukan aksi keji itu, tiba-tiba sang pria tersebut tersentak kaget, bagaimana tidak! ia melihat anaknya terbangun, dengan bangkai ular yang telah tercabik di bawah tempat tidur anaknya. melihat itu, si pria menangis dan menyesali perbuatannya setelah menyadari bahwa ia telah membunuh kucing peliharaannya yang telah bertaruh nyawa menjaga keselamatan anaknya. Kisah ini menjadi refleksi bagi masyarakat islam di timur tengah untuk tidak berburuk sangka kepada siapapun.


Adakah manfaat kucing bagi dunia ilmu pengetahuan?

Salah satu kitab terkenal yang ditulis oleh cendikia muslim tempo dulu adalah kitab hayat al hayaawan yang telah menjadi inspirasi bagi perkembangan dunia zoologi saat ini, Salah satu isinya mengenai ilmu medis, banyak para dokter muslim tempo dulu yang menjadikan kucing sebagai terapi medis untuk penyembuhan tulang, melalui dengkuran suaranya yang setara dengan gelombang sebesar 50 hertz. Dengkuran tersebut menjadi frekuensi optimal dalam menstimulasi pemulihan tulang.
Tak hanya ilmu pengetahuan, bangsa barat juga banyak membawa berbagai jenis kucing dari timur tengah, hingga akhirnya kepunahan kucing akibat mitos alat sihir dapat terselamatkan. (di ambil dari berbagai sumber ).
Namun, meskipun terbukti kucing tidak najis apabila memelihara kucing kita harus tetap menjaga kesehatan dan kebersihan sehari-hari dengan cara :
  1. Sediakan pasir/tempat kotoran untuk kucing dan sebaiknya dibersihkan setiap hari.
  2. Cegahlah kucing agar tidak berburu tikus, burung, lalat dan kecoa.
  3. Jangan memberi makan hewan peliharaan dengan daging, jeroan, tulang dan susu mentah, tapi masaklah terlebih dahulu.
  4. Setelah mencuci daging mentah sebaiknya cuci tangan dengan sabun agar tak ada parasit yang tertinggal di tangan.
  5. Cucilah tangan dengan sabun setiap kali hendak makan.
  6. Hindari memakan daging mentah/setengah matang. Makanlah daging yang benar-benar telah dimasak sampai matang.
  7. Selalu cuci bersih sayur-mayur dan buah-buahan yang hendak dikonsumsi mentah sebelum dimakan (dilalap).
  8. Untuk ibu-ibu hamil, sebaiknya tidak membersihkan tempat kotoran kucing ataupun mencuci daging/jeroan selama masa kehamilan. Mintalah bantuan orang lain untuk mengerjakannya.
  9. Untuk ibu-ibu yang berencana untuk hamil sebaiknya melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui ada tidaknya infeksi Toxoplasma (infeksi yang disebabkan oleh parasit bersel tunggal yang umumnya berasal  dari kontak langsung dengan anjing, kucing, burung/feces mereka dan daging mentah atau yang kurang matang)
  10. Jika anda memelihara kucing, sebaiknya latihlah dari kecil untuk buang air/kotoran di tempat yang telah disediakan.
Semoga bermanfaat.